Sistem-sistem Koordinat
Dalam
“dunia” model bisa terdefinisi sejumlah sistem koordinat. Sistem-sistem
koordinat tersebut berada dalam skalanya serta titik referensi (origin) dan
orientasinya masing-masing. Yang terpenting ialah bahwa suatu sistem koordinat
memiliki hubungan geometris dengan sistem koordinat. Lain, dengan kata lain
suatu sistem koordinat A bisa dipandang sebagai hasil transformasi geometris
sistem koordinat B dan sebaliknya. Tetapi, biasanya di dalam pemodelannya
hubungan tersebut hanya direpresentasikan untuk satu arah saja serta secara
hirarkis. Biasanya pula, sistem koordinat world dijadikan sisten koordinat
paling atas dalam hirarki ini. Pendefinisian sistem-sistem koordinat ini
dimaksudkan untuk menyederhanakan deskripsi multi-obyek multi bagian sehingga
setiap obyek bahkan bagian obyek dapat memiliki sistem koordinatnya sendiri.
Dengan pendefinisian demikian maka suatu obyek atau bagian obyek mengalami
transformasi geometris maka representasi obyek atau bagian obyek itu tidak
perlu bertransformasi tersebut tetapi cukup hanya sistem koordinatnya saja yang
bertransformasi. Keuntungan lainnya adalah bisa terjadi terdapat beberapa obyek
dengan bentuk geometris yang sama. Obyek-obyek tersebut direpresentasikan
dengan data gemetris yang sama kecuali transformasi dari sistem koordinatnya
yang berbeda (serta sejumlah atribut yang lain).
Contohnya
dalam sistem koordinat world terdapat suatu rumah dengan sistem koordinatnya
sendiri. Sistem koordinat rumah tersebut dinyatakan dalam sistem koordinat
world sementara bagian-bagian rumah dinyatakan dalam sistem koordinat rumah
tersebut. Di dalam rumah terdapat sejumlah furniture yang dinyatakan dalam
sistem koordinatnya masing-masing. Pada lemari terdapat bagian dari lemari yang
dapat bergerak sehingga perlu juga deskripsi lemari tersebut berisikan suatu
komponen yang memiliki sistem koordinatnya sendiri. Dalam contoh tersebut maka
dalam sistem koordinat world terdapat sistem koordinat rumah, mobil, dll. Di
dalam sistem koordinat rumah terdapat sejumlah meja, kursi, lemari, alat-alat
dapur, elektronis, dll. Pada sistem koordinat lemari terdapat dua pintu lemari
serta beberapa laci. Sementara pada sistem koordinat pintu lemari terdapat
kunci dan anak kunci. Jika pada contoh masalah di atas semua obyek secara
langsung dinyatakan sebagai primitif-primitif grafika dalam sistem koordinat
world maka betapa rumitnya untuk melakukan transformasi lemari (misalnya lemari
digeser dari satu posisi ke posisi lain). Sistem harus mengetahui primitif mana
yang ikut ditransformasikan dan mana yang tidak. Keterhubungan satu bagian
dengan bagian yang lain secara ideal harus dinamis misalnya laci lemari bisa
dilepaskan dari badan lemarinya.
Formulasi
Transformasi Antar Koordinat
Namun
pada akhirnya dalam penggambaran di layar kita harus menyatakan seluruh
primitif-primitif yang akan digambarkan itu dalam sistem koordinat layar. Jadi
kita perlu memiliki transformasi antar sistem koordinat. Jika suatu sistem
koordinat B dapat di pandang sebagai hasil transformasi geometris dari sistem
koordinat A dengan matriks transformasi M maka setiap titik (xB, yB)
yang dinyatakan dalam sistem koordinat B dapat dinyatakan dalam sistem
koordinat A sebagai (xA, yA) dalam hubungan persamaan berikut
ini.
[xA
yA 1]T = M [xB yB 1]T
setiap
titik (xA, yA) yang dinyatakan dalam sistem koordinat A dapat
dinyatakan dalam sistem koordinat B sebagai (xB, yB) dalam
hubungan persamaan berikut ini.
[xB
yB 1]T = M-1 [xA yA 1]T
Ingat
juga bahwa Untuk M = Mn … M2 M1 maka M-1 = M1-1
M2-1 … Mn-1
Untuk
M = R( ) maka M-1 = R( ) Untuk M = T(tx,
ty, tz) maka M-1 = R(-tx, -ty, -tz)
Untuk
M = S(sx, sy, sz) maka M-1 = S(1/sx,
1/sy, 1/sz)
Sehingga apabila kita mengetahui
transformasi-transformasi komponen dari suatu transformasi dengan matriks
transformasi M maka matriks transformasi arah kebalikkannya yaitu M-1
mudah didapat tanpa harus melakukan operasi inverse matriks M.
Misalnya suatu sistem koordinat
2D berada pada sistem koordinat world 2D pada posisi (10, 5) dan orientasi 30
maka matriks trasnformasi sistem koordinat ini terhadap sistem koordinat world
adalah
M = T(10, 5).R(30 ).
Suatu titik (5, 2) yang
dinyatakan pada sistem koordinat ini dinyatakan pada sistem koordinat world
sebagai (x, y) dengan [x y 1]T = T(10, 5).R(30 ).[5 2 1]T
= T(10, 5). [(5 cos 30 -2 sin 30 ) (5 sin 30 + 2 cos 30 ) 1]T = T(10,
5).[3.33 4.23 1]T = [13.33 9.23 1]T. Jadi titik (5, 2) dalam sistem koordinat
tersebut, jika dalam sistem koordinat world menjadi (13.33, 9.23).
Sebaliknya
titik (15, 15) pada sistem koordinat world jika dalam koordinat tersebut
menjadi (u, v) dimana: [u v 1] T = R(-30 ).T(-10, -5).[15
15 1]T = R(-30 ).[5 10 1]T = [(5 cos -30 -10 sin -30 ) (5 sin -30 + 10
cos -30 ) 1]T = [9.33 6.16 1] T.
Formulasi
Matriks Transformasi M Kita sudah ketahui bahwa jika transformasi hanya terdiri
atas sejumlah rotasi maka matriks akan berbentuk sebegai berikut (baris keempat
dan kolom keempat berharga 0 kecuali pada pojok kanan bawahnya.
Jika
vektor-vektor unit (1, 0, 0), (0, 1, 0) dan (0, 0, 1) dalam sistem koordinat B
-- masing-masing adalah vektor yang berimpit pada sumbu-sumbu yang berlainan
sistem koordinat B -- maka vektor-vektor itu jika dinyatakan dalam sistem
koordinat A akan menjadi (m1x, m2x, m3x),
(m1y, m2y, m3y), (m1z, m2z,
m3z) yan masing-masing adalah matriks kolom dari M tersebut.
Dengan hal ini maka kita dapat menghitung matriks transformasi M secara
umum jika sistem koordinat B
dinyatakan
dengan vektor-vektor unit yang ortogonal (ux, uy, uz), (vx,
vy, vz), dan (nx, ny, nz) serta origin
berada pada titik (ox, oy, oz) diketahui (semuanya dalam
sistem koordinat A).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar